AKHY
Atidati An’umillah, 25 Oktober 2013
“Assalamu’alaikum, Akhy”,
Sapaan yang sampai
sekarangpun belum dapat terucap dari bibir mungilku
Pernah kau memintaku agar
ku menyapamu
Mungkin, itu tergolong tantangan bagiku
Bagaimana tidak? kalau aku
harus menyapamu di depan khalayak
Ku curi waktu hanya untuk
sekedar melihatmu dari jauh
Terlihat sosokmu yang
penuh santai namun terarah
Mata berbinarmu membuatku
ingin berlama-lama melihatmu
Bahkan pernah terpikirkan
olehku untuk mencoba menatapmu, walau hanya sekejap
Ingin rasanya aku
berlama-lama dalam lamunan memikirkanmu
Terlihat sia-sia namun
itulah kepuasanku
Mendadak jantungku
berdetak sangat cepat
Aliran darah yang mengalir
begitu derasnya
Tak ku sadari, yang
kupandagi mengubah keadaan hatiku
Tak terasa bulir-bulir air
mata menetes dengan derasnya
Aku mulai kehilangan
kendali
Aku tak bisa bohongi
hatiku
Sakit rasanya, melihatmu
bersenda gurau dengan perempuan lain, sedang aku melihatnya
Ku coba tuk tenangkan diri
sejenak
Mengharap itu semua
tidaklah terjadi
Rasa cemburu yang masih
saja melekat
Menandakan bahwa aku
sungguh mencintaimu
Maaf Akhy, bila aku tak
bisa penuhi maumu
Menyapamu di depan
khalayak,
Terlalu berat rasanya bila
aku harus melakukannya
Setelah kau menyayat hati
kecilkku
Terhitung kiranya dari
sekarang
Bila aku mulai memalingkan
pandanganku ke arah yang kosong
Aku tak mau lagi ada detak
jantung yang begitu cepat dalam tubuhku
Mungkin lama kelamaan itu
bisa membunuhku
Tidak dalam sekejap namun
perlahan
Oh Tuhan, aku tidak
meminta-Mu tuk kirimkan Akhy-Akhy yang lain
Cukup jagalah Akhy yang
satu ini, Tuhan
Aku berharap Akhy kan
tetap baik-baik saja disana
Meski disini kau tak
menanyakan kabarku yang berbalutkan luka karenamu
Begitu tak sanggup ku tuk
melepas kepergianmu, Akhy
Namun, harus ku relakan
dirimu dalam duniamu
Duniaku bukan duniamu,
Akhy
Tenanglah meski tanpa
adanya aku disisimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar