Senin, 22 September 2014

Akhy yang lain



AKHY
Atidati An’umillah, 25 Oktober 2013

“Assalamu’alaikum, Akhy”,
Sapaan yang sampai sekarangpun belum dapat terucap dari bibir mungilku
Pernah kau memintaku agar ku menyapamu
Mungkin, itu  tergolong tantangan bagiku
Bagaimana tidak? kalau aku harus menyapamu di depan khalayak
Sedang aku adalah seorang pemalu

Ku curi waktu hanya untuk sekedar melihatmu dari jauh
Terlihat sosokmu yang penuh santai namun terarah
Mata berbinarmu membuatku ingin berlama-lama melihatmu
Bahkan pernah terpikirkan olehku untuk mencoba menatapmu, walau hanya sekejap
Ingin rasanya aku berlama-lama dalam lamunan memikirkanmu
Terlihat sia-sia namun itulah kepuasanku

Mendadak jantungku berdetak sangat cepat
Aliran darah yang mengalir begitu derasnya
Tak ku sadari, yang kupandagi mengubah keadaan hatiku
Tak terasa bulir-bulir air mata menetes dengan derasnya
Aku mulai kehilangan kendali
Aku tak bisa bohongi hatiku
Sakit rasanya, melihatmu bersenda gurau dengan perempuan lain, sedang aku melihatnya


Ku coba tuk tenangkan diri sejenak
Mengharap itu semua tidaklah terjadi
Rasa cemburu yang masih saja melekat
Menandakan bahwa aku sungguh mencintaimu

Maaf Akhy, bila aku tak bisa penuhi maumu
Menyapamu di depan khalayak,
Terlalu berat rasanya bila aku harus melakukannya
Setelah kau menyayat hati kecilkku

Terhitung kiranya dari sekarang
Bila aku mulai memalingkan pandanganku ke arah yang kosong
Aku tak mau lagi ada detak jantung yang begitu cepat dalam tubuhku
Mungkin lama kelamaan itu bisa membunuhku
Tidak dalam sekejap namun perlahan

Oh Tuhan, aku tidak meminta-Mu tuk kirimkan Akhy-Akhy yang lain
Cukup jagalah Akhy yang satu ini, Tuhan
Aku berharap Akhy kan tetap baik-baik saja disana
Meski disini kau tak menanyakan kabarku yang berbalutkan luka karenamu

Begitu tak sanggup ku tuk melepas kepergianmu, Akhy 
Namun, harus ku relakan dirimu dalam duniamu
Duniaku bukan duniamu, Akhy
Tenanglah meski tanpa adanya aku disisimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar